Pupuk Super Hebat "RAJA GOMBAL"
"Menabur/menyemprot pupuk disawah berarti memupuk tanaman" kata pak Moyan salah seorang anggota kelompok tani "Mekartani 5" Desa Jambuwer Kec. Kromengan Kab. Malang.
Satu untaian kata yang hampir semua petani di wilayah kami meng-Amini. Kalimat tersebut menjadi satu bahasan tersendiri dalam kegiatan pertemuan rutin di kelompok tersebut yang di laksanakan bulan Januari 2013.
Wacana baru yang ingin kami ubah yaitu bahwasannya secara mendasar prilaku petani selama ini yaitu menyediakan unsur hara (nutrisi) di dalam tanah yang nantinya akan dimanfaatkan tanaman untuk hidup dan berkembang.
Maka, sebelum memupuk terlebih dahalu harus diamati , apakah tanah tersebut kekurangan unsur hara ( nutrisi) atau justru kelebihan unsur hara. Kalau tanah kekurangan unsur nitrogen ( N) cukup pupuk Urea sesuai jumlah kekurangan tersebut dst.
Unsur hara dibagi dua, hara Makro dan Hara Mikro.
Unsur Makro terdiri dari : Nitrogen ( N ), Phospat ( P ) dan Kalium ( K ), ada pula yang memasukkan unsur Kalsium ( Ca ), Magnesium ( Mg) dan belerang ( S ) sebagai unsur Makro
Unsur Mikro terdiri dari : Besi ( Fe ), Mangan ( Mn ), Boron ( Bo ) , molibdenum ( Mo ), tembaga (Cu), Seng ( Zn) dan klorin ( CI )
semua unsur hara harus tersedia dalam tanah dengan dosis tepat dan seimbang.
Di dalam hutan ( alam liar ) unsur hara tanah selalau tersedia seimbang, sesuai dengan kebutuhan tanaman liar. Setiap tahunnya, unsur hara yang diamabil oleh tumbuhan akan diganti oleh pelapukan bahan organik, maupun batuan alam.
Sedangkan , pada lahan budidaya, pengurasan unsur hara terjadi dengan intensitas tinggi, Terutama unsur hara makro utama, yakni N , P dan K. Maka unsur hara yang terambil oleh tanaman harus di kembalikan oleh petani agar kembali seimbang.
Pada saat memupuk tanaman, memang harus disertai pertimbangan yang cermat, hingga semua unsur hara tersedia cukup bagi tanaman. Dengan melihat unsur hara tersebut , sebenarnya yang di sebut pupuk super tidak ada.
Sebab, pupuk baru akan bisa efektif dan efisien, apabila mampu memenuhi ( melengkapi ) , kekurangan unsur hara pada suatu petak lahan budidaya. Jadi, Kalau di suatu kawasan lahan pada tahun tertentu, semua unsur hara sudah tersedia maka tidak perlu pemupukan lagi.
Kita juga bisa menghitung kebutuhan pupuk secara sederhana, Misalnya , 1 ha sawah, secara rutin diharapakan bisa panen sebanyak 6 ton gabah kering sawah.dengan kada air 20 % , dan sekitar 10 ton jerami. Baik, Gabah dan Jerami padi tersebut terdiri dari karbon, hidrogen, oksigen , nitrogen serta unsur mikro lainnya
Maka , idealnya, jerami padi jangan dibakar, Jerami itu sebaiknya dibusukkan agar nutrisi bisa kembali diserapa tanaman pada musin panen berikutnya.
Karbon bisa diambil tanaman padi, langsung dari udara berupa CO2, saat proses fotosintesis. Kalau sawah secara rutin ditanami kedelai atau kacang tanah pada musin kering , kebutuhan N bisa tercukupi.
Kacang tanah dan kedelai mampu mengambil N dari udara, dan menyimpanya dalam bintil akar di dalam tanah. Maka pemberian urea sampai 3 kwintal per musin dengan cara ditaburkan , sebenarnya tidak efisien . Idealnya Urea dibenamkan dalam tanah.
Lahan sawah di Jawa, terutaman di dataran rendah , sebenarnya sudah kelebihan unsur N, Yang berasal dari dataran menengah. Oleh karen itu idealnya sawah di dataran rendah tidak perlu pupuk N melainkan unsur P dan K
Terlebih kalau musin gadu, sawah tersebut ditanami kedelai dan kacang tanah. Dengan paparan seperti ini, sebenarnya tidak pernah ada pupuk super atau pupuk ajaib yang bisa melipatgandakan panen sampai 100 %.